Asep Sunandar Sunarya Ikon Giri Harja Skip to main content

Asep Sunandar Sunarya Ikon Giri Harja


Dalang Asep Sunandar Sunarya 59 tahun yang menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Al Ihsan Baleendah, Kota Bandung, pada hari senin, ia merupakan ikon dari Kampung Seni Giri Harja di Kelurahan Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

"Ya, Abah Sunandar salah satu ikon dari Kampung Seni Giri Harja, dan juga ikon wayang golek," customized structure Mumu Muchayat, salah seorang kerabat Asep Sunandar Sunarya, Senin.

Asep merupakan dalang kasepuhan Giri Harja yang merupakan trah padalangan dari mendiang Abah Sunarya. Kepergian Asep Sunandar untuk selamanya menjadi kehilangan besar bagi kampung yang telah melahirkan sejumlah dalang kondang itu.

Di kampung itu lahir dalang kondang lainnya, seperti Almarhum Ade Kosasih Sunarya, Iden Sunarya, Dadan Sunandar, Batara Sunandar dan Adi Kontea Kosasih Sunarya. Kampung itu juga menghimpun para pembuat wayang golek yang produknya sudah menembus pasar ekspor.

Kampung Seni Giri Harja terletak di bagian utara dari Kelurahan Jelekong yang menyimpan aktivitas pawayangan sekaligus hunian bagi para pelukis kanvas yang cukup dikenal di Jawa Barat.


Selain itu, Kampung Seni Giri Harja merupakan satu markas bagi himpunan ketangkasan domba, di mana Asep Sunandar Sunarya merupakan penggemar sekaligus pemilik domba ketangkasan.

Selain itu, kehadiran Padepokan Seni Padalangan Giri Harja merupakan salah satu ikon dari kampung seni itu. Bangunan permanen dengan bentuk atap gunungan khas wayang golek itu berdiri megah di Jalan Raya Laswi, lintas kawasan Bandung - Majalaya, Jawa Barat, yang dilengkapi dengan pelataran parkir luas.

Ki dalang Asep Sunandar Sunarya merencanakan bangunan itu menjadi Pesantren Padepokan Seni Padalangan yang mencetak dalang-dalang handal sekaligus sebagai bentuk pelestarian dan pewarisan seni wayang golek kepada generasi muda.

Comments

Popular posts from this blog

Wayang Golek Dorna Gugur

Banyak skali cerita dalam kisah perang bretayuda namu kisah yg paling akhir dan menggegerkan dalam dunia pewayangan adalah  perang   pntara  kurawa dan pandawa perang terbesar karena melibatkan seluruh bala tentara kerajaan  Perang antara dua saudara yaitu antara kurawa dan pandawa perang ini yang menyebabkan banyak korban dari kedua belah pihak pandawa dan Kurawa Perang terjadi di Kuru setra, sedang kan awal yg menjadi cikal bakal perang ini di mulai dari Judi    Dadu yang   taruhanya adalah sebuah kerajaan, yang waktu itu Kerajaan amarta  kalah dan harus jatuh ketangan kurawa... Dan  pada waktu itu pandawa dan pada harus rela  mengungsi ke hutan selama 12 tahun menjalankan hukuman nya dan Satu tahun harus menyamar di sebuah negara yang bernama wirata... Singkat cerita pandawa tuntas menjalan kan hukuman nya dan tiba waktunya me nagih janji terhadap kurawa, namun kurawa tidak menepati janjinya malah kurawa lebih baik perang dari pada harus memberikan wil

Wayang Golek Bima Murka

Diceritakan di dusun Tumaritis, dusun yang masuk   wilayah   Madukara, masih dalam distrik negara Amarta Semar Badranaya sedang menyerahkan nasihat untuk kedua anaknya, Cepot dan Dawala. Tidak lama lantas muncul regu tamu dari Astina yang dipimpin Resi Drona, muncul pula Aswatama, Jaya Wikata, dan sebagian semua Kurawa. Para Kurawa bermaksud meminta tolong kepada  Semar untuk dapat  memberikan cara supaya hulu air pancuran Talaga Arum dapat kembali menerbitkan air kembali, yang pada saat tersebut sedang dalam keadaan kering yang mengalirkan ke  sungai  yamuna yang bermuara ke ulu sungai ganga Semar tidak dapat  menjawab permintaan semua Kurawa, sebab memang tidak tahu jawabannya Para  Kurawa marah  lantas terjadilah perkelahian antara  semua Kurawa dengan Cepot dan Dawala. Cepot dan Dawala dilempar jauh. Tidak jauh  dari  situ  muncullah sesosok satria tampan, yang bernama Bambang Ludira Suta dari  Pesantren  Kenali  Sabda hendak berangkant ke lokasi tinggal S

Sanghiang Dewa Nurcahya

Di Madyapada Ada Satu Kerajaan Yang Bernama Awu Awu Langit, Di Pimpin Oleh Raja Yang Bernama Raja Sanghiang Jagat Netra Seluruh Rakyat Dan Jajaran Para Mentri Terdiri Dari Bangsa Golongan Denawa  Dan Buta Yang Termasuk Katagori Bangsa "JIN" Dan Bangsa "SILUMAN"Prabu Jagat Nata Terkenal Dengan Tubuhnya Yang Tinggi Besar Kekar Dan Sangar Dia Terkenal Alan Ilmu Kesaktian Nya Berwatak Sangat Kejam Dan Keji Bernafsu Serakah Dan Kanibalisme Sehinga Banyak Kerajaan Di Marcapada Tunduk Terhadap Perintah Nya, Banyak Kerajaan Berhasil Di Jajah Olehnya, Tampa Mengeluarkan Pertumpahan Darah Dan Kekerasan Baru Mendengar Namanya Juga Sang Raja Lansung Tunduk Di Bawah Perintah Dirinya Demi Menyelamatkan Rakyay Dan Golongan Nya Banyak Negara Jajahan Di Antaranya Negara Astina, Cempalareja, Madura Dan Wirata, Berkat Persembahan Upeti Dari Negara Jajahan Sanghiang Jagat Netra Menjadi Raja Yang Bayak Kekayaan Di Seantero Jagat Netra Meskipun Demikian Negara Awu Awu Langit