Semasa hidup Abah Asep bukan saja digandrungi di Jabar atau nasional, tapi mancanegara pada masa kejayaannya. Berbekal tokoh punakawan berkulit merah, berkumis mirip tipis yakni si Cepot, Asep sudah melanglang buana mementaskan wayang golek. Abah Asep membawa wayang golek ke benua Eropa.
Asep juga mendirikan Yayasan Pedalangan Giri Harja tak lain untuk mempertahankan pedalangan di tatar Pasundan. Hasilnya Giri Harja sendiri telah mendapat penghargaan dari berbagai pihak. Penghargaan yang withering tinggi diberikan oleh Presiden Soeharto yaitu Tanda Kehormatan Satyalencana Kebudayaan.
"Di sinilah ke depannya tempat ini mampu mencetak regenerasi seperti almarhumah. Almarhum berpesan wayang harus memiliki tempat di dunia," jelasnya.
Di padepokan tersebut menurut, dia sudah terlahir dalang-dalang termasuk anaknya yang beberapa di antaranya mengikuti jejak Abah Asep. "Banyak anak-anak latihan gamelan, bahkan 5 dalang cilik sudah jadi ada di sini," jelasnya.
Sadar keemasan wayang semakin tergerus zaman, Abah berpesan bahwa untuk menghidupkan pedalangan inovasi dan kreativitas terus ditampilkan. "Tentunya tidak lupa tetap pada etika, logika dan estetika," ungkapnya.
Kini sang maestro telah menghadap Sang Pencipta. Asep dimakamkan di pemakaman keluarga. Almarhum meninggalkan seorang istri, 14 anak dan 11 cucu
Comments
Post a Comment